Minggu, 12 Oktober 2008

free hits counter


free counter


cheap zyban

Waspadai Iklan "Online" Menyesatkan

Oleh Amir Sodikin
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/06/19/ 01023079/ waspadai.
iklan.online. menyesatkan

Gairah bisnis dengan memanfaatkan media online kini semakin meroket.
Bisnis dari rumah! Kebanyakan para pebisnis online ini justru dari
rumah tangga dan dijalankan secara perseorangan. Perusahaan besar
masih berpikir panjang untuk mengubah perilaku konvensional menjadi
perilaku online. Harus diakui,
tren ini semakin menggembirakan karena
ekonomi rumah tangga semakin mendapat banyak alternatif pemasukan.

Salah satu media online yang paling banyak digunakan untuk
mengiklankan jasa-jasa lewat internet adalah iklan baris online.
Kebutuhan iklan baris online di Indonesia benar-benar seperti jamur
yang tumbuh pada musim hujan.

Banyak orang yang membutuhkan sarana iklan gratis dan sebaliknya pula
banyak penyelenggara website iklan baris online untuk memfasilitasi
iklan baris gratis itu.

Bagi pemasang iklan, iklan baris gratis adalah salah satu alat
survival untuk tetap melanjutkan bisnisnya di dunia maya dengan modal
minimal. Bagi penyelenggara bisnis iklan baris gratis, kesempatan itu
bisa digunakan untuk meningkatkan traffict alias lalu lintas pengunjung.

Makin banyak iklan gratis yang masuk, makin tinggi traffict mereka.
Itu berarti, kesempatan untuk mengembangkan iklan yang tidak gratis
(misal dengan memasang
banner iklan) akan semakin terbuka. Jadi,
hubungan antara pemasang iklan dan website penerima iklan memang
saling membutuhkan.

Namun, di balik gegap gempita iklan baris itu, ada satu kekhawatiran
yang pantas diungkapkan, yaitu tingginya potensi penipuan melalui
media iklan. Jika tak mau disebut penipuan, setidaknya banyak fakta
iklan-iklan yang ditampilkan lebih ke arah tak memiliki etika bisnis.

Celah psikologis

”Kemarin saya hampir saja ketipu iklan yang mengatakan bisa menarik
duit dari ATM tanpa mengurangi saldo kita. Setelah saya cek di
berbagai website yang me-review iklan seperti itu, ternyata iklan itu
tidak jujur,” kata Ichwan, seorang pemasang iklan dalam curhatnya
kepada penulis lewat Yahoo!Messenger.

Penulis tidak akan menilai apakah situs tersebut bohong atau tidak,
tetapi jelas dengan cara menyembunyikan ”cara mendapatkan uang” sudah
cukup alasan untuk mengatakan ada yang
disembunyikan.

Iklan-iklan yang tak memiliki etika selalu menggunakan bahasa-bahasa
bombastis, berlebih-lebihan, dan tak sesuai akal sehat. Persoalan di
Indonesia adalah tidak semua pengunjung internet sadar bahwa iklan
online juga bisa menyesatkan.

Masih banyak pengguna internet awam yang beranggapan internet bisa
”menciptakan keajaiban marketing” tanpa kerja keras. Internet dianggap
seolah sebagai sesuatu yang nilainya hi-tech, canggih, melampaui akal
sehat konvensional, dan bisa mempercepat kaya seperti cerita-cerita
dunia dongeng tentang kesuksesan Google atau Yahoo!.

Celah psikologis ini dimanfaatkan oleh para pengiklan yang memindahkan
bisnis konvensional (yang sebagian banyak berbau money game) ke bisnis
online. Hanya mengubah cara merekrut orang dari presentasi tatap muka
ke email, iklan online atau website, dan mengganti istilah ”downline”
dengan istilah ”reseller” sudah banyak yang ”luluh
lantak” hatinya dan
merasa percaya bahwa ini benar-benar keajaiban internet.

Padahal, yang sering terjadi hanyalah pemanfaatan celah psikologi
pengunjung awam yang tak paham soal teknologi internet. ”Cetak uang
gratis dari ATM,” begitu salah satu bunyi iklan.

Di iklan baris lain mengatakan, ”Programmer kami telah bekerja
menciptakan sistem ini.” Di iklan yang satunya lagi sudah beda
kalimatnya, ”Hacker kami telah berhasil menciptakan bla... bla...
bla....” Seolah memperkuat bahwa apa yang ditawarkan benar-benar bisa
mempercepat kaya.

Beberapa situs lama memilih untuk menggunakan bahasa pemasaran yang
lebih sopan dengan mengatakan internet merupakan sarana pemasaran yang
andal. Mereka akan memberi contoh-contoh kesuksesan yang pernah diraih
seseorang, tapi tak jelas bagaimana cara meraih sukses itu. Apakah
menjual sebuah produk ataukah hanya menjual script (program membuat
website untuk jualan produk
serupa) atau e-book semata?

Esensinya tetap sama, yaitu adanya ketidakjujuran dalam metode
mencapai kesuksesan itu karena kebanyakan dari mereka tidak menjual
produk konvensional melalui internet, tapi hanya menjual ”rantai
korban” yang akan menjadi agen pemasaran ”kecap-kecap” manis itu.

Karena itu, sebelum mempercayai sesuatu itu logis atau tidak dan benar
atau bohong, mau tidak mau harus bertanya dulu kepada pelaku yang
pernah mencoba. Sayangnya, review berbagai produk online seperti itu
masih langka di Indonesia. Akibatnya, korban-korban money game semakin
banyak dan mereka akan terus merekrut korban lainnya.

Di antara iming-iming cepat kaya di internet, mudah saja menandainya:
mereka sama-sama menggunakan bahasa berlebihan dan tak jelas apa
produk yang dijualnya. Mesin pencari merupakan cara yang mudah untuk
melacak keberadaan mereka.

Jika misalnya menemukan iklan ”Produk Ajaib Cepat Kaya”, masukkan
ke
mesin pencari nama produk tersebut untuk mencari tahu respons
pengunjung lainnya, contohnya: produk ajaib cepat kaya bohong. Jika
pernah ada yang melaporkan produk tersebut bohong, di mesin pencari
akan menampilkan pembicaraan soal pro dan kontra produk tersebut.

Tak semuanya sama

Sudah pasti, tak semua iklan online menyesatkan. Banyak yang jujur dan
banyak pula yang sukses dengan cara pemasaran lewat berbagai fasilitas
iklan gratis. Tak hanya iklan baris gratis, forum-forum di banyak
website juga bisa jadi ajang untuk memasarkan produk.

Di www.kaskus.us misalnya forum yang memiliki banyak ragam minat ini
sering digunakan untuk jualan. Mulai dari jualan buku, komik, sepeda,
sepeda motor, mobil, website, hingga pernak-pernik yang tak
terbayangkan sebelumnya.

Forum yang baik akan memberi peringatan kepada pengunjung untuk
berhati-hati terhadap kemungkinan penjual yang akan bohong atau
curang. Jika ada
iklan-iklan aneh yang tak jelas produk yang
dijualnya, anggota lain yang nongkrongin forum itu pasti akan teriak
dan memberi peringatan kepada pengiklan.

Itulah kekuatan forum atau komunitas dibandingkan dengan iklan baris.
Hingga kini sulit menemukan iklan baris gratis yang benar-benar
diverifikasi oleh pemilik website atau oleh pengunjung lain.

***

Tips

Tips Pengiklan

1. Jika produk Anda benar-benar ada dan tidak mengandung kebohongan,
gunakan bahasa yang logis, tidak berlebihan.

2. Jika Anda punya ”website” atau ”blog” untuk jualan dan ingin
mencari ”website” untuk iklan gratis, mudah saja mencarinya,
manfaatkan mesin pencari, misalnya Google.com, dengan cara memasukkan
kata kunci yang relevan, contohnya: ”iklan baris gratis” atau ”iklan
’website’ gratis”.

3. Makin banyak dan makin sering memasang iklan, makin tinggi posisi
”website” Anda di mata mesin pencari. Di
situs tertentu Anda bisa
memasang iklan tiap hari untuk menaikkan tingkat keterbacaan iklan.
Memasang iklan lebih dari satu kali dalam sehari bisa berpotensi akun
Anda dibekukan oleh pemilik ”website”.

Tips Pembaca Iklan

1. Jangan mudah percaya dengan iklan bombastis yang menjanjikan
melipatgandakan uang dengan tanpa kerja keras. Ingat: internet itu
bukan sulap.

2. Jika ragu-ragu terhadap sebuah produk, coba cek produk tersebut di
mesin pencari. Jika produk tersebut sudah lama dikenal, cari tahu
”review” atau ulasan produk tersebut, misalnya dengan mengetikkan:
”nama produk ’review’” di mesin pencari.

3. Jika Anda menemukan sebuah ”website” yang menawarkan produk
tertentu yang menjanjikan banyak potensi, Anda bisa memverifikasi
”website” tersebut untuk mengetahui siapa pemiliknya, kapan nama
domain ”website” tersebut ada (diorder), dan di mana ”hosting”
diletakkan. Domain itu
nama ”website”, seperti www.kompas.com,
sedangkan hosting itu tempat meletakkan file-file ”website” itu. Untuk
memverifikasi kepemilikan ”website” bisa menggunakan ”whois lookup”,
seperti www.whois.net atau www.who.is. Jika Anda menganggap ada
keganjilan dari data ”whois” itu, tinggalkan saja ”website” seperti
itu. Untuk user yang sudah ahli, bisa memanfaatkan berbagai ”tools”
yang diberikan gratis di internet untuk melacak lokasi ”hosting” yang
bersangkutan.

4. Jika Anda telanjur membeli sebuah produk tertentu. tapi ternyata
tertipu atau merasa tak sesuai dengan harapan, tulislah pengalaman
Anda di berbagai forum di internet untuk menghindari pembeli lainnya
tertipu. Hanya dengan cara itu kita bisa menghukum para pengiklan yang
tidak mengindahkan etika.

Selasa, 26 Agustus 2008

Internet Email Scams

Recently there have been a growing number of Internet email scams as more and more people are trying to get easy money online. Many innocent victims have a tendency to fall prey into these scams because they are unaware of the various rip-offs that are rampant on the Internet.

One such rip-off is the notorious Nigerian email scam. In the email, the scammer from Nigeria pretends to be seeking an abroad partner in order to help transfer a huge sum of money (up to US$20 over million). If any victims fall into the trap, the fraudster will somehow or rather request payment from the victim insisting that they are meant for legal costs in order to withdraw the money to be shared with him or her, but obviously none of that is true.

In other email scams, if any email states that you are required to pay an upfront fee in order to get your credit card loan, then it most certainly is a scam. No legitimate credit card companies will demand money from you during a loan application. Why should they ask for your money now when they are going to send you loan money later? Besides, you have to submit a loan application before any company processes your loan. Should you have never applied for such loans before, then any emails about loan approvals you receive are likely scam. In fact, credit card companies do not normally send out emails to their customers.

We've also seen or at least heard of lottery email scams before. Most people have received such spam emails in their inbox. They are however easy to identify as scam. Typically, these scam emails claim that you have won several million (or even billion) dollars, but they first require that you send it a small fee as processing charges. Now why in the world would they care about the little processing fee? As if they could not deduct it from your winnings or at least forego the little amount...

Another infamous type of email scam is the phishing emails and websites. These emails make you believe that they are sent from the credit card companies or banks. In recent cases, the emails were sent as if from PayPal, a popular online payment processing service. What these emails do is redirect you to a fake website (with similar interface as your bank's login page), and make you input your account details such as login id, password, and PIN number.

Lastly is the overpayment email scam. These are the type that manipulates you (as the seller of an item, usually on eBay) and makes you think you can make an online sale with a higher profit. The buyer is supposedly from overseas. He guarantees to pay you more than the selling price if you are can send him money first to settle the customs and international delivery fees.

The Truth About Earning Money with Online Surveys

The Do�s and Don�ts of Paid Survey Programs

A comprehensive review of today�s internet Paid Survey Programs.

Have you seen a ton of pop-ups and other offers while you're surfing the internet claiming to pay a lot of money just for filling out a short online survey? Have you wanted to try it but are afraid to because of hearing about so many internet scams? Me too! Paid surveys are a big business and do offer a lot of income potential IF you work with a legitimate survey company.

If you're like me, I'd love to make some good money while working at home in my pajamas or whenever I could fit it in between soccer games and house chores. Wouldn�t it be nice to have the extra money to pay off those credit cards or to save for college while having more time to spend with family? How about that vacation we've all been needing but just don�t have the money for?

Whether it�s real estate investing, get rich quick programs, selling products online or investing in the stock market, we�ve all seen those grandiose claims about people making tons of money, and their over-excited willingness to teach us how to do it. There are reputable and legitimate opportunities on the internet, the trick is to find them. Many are scams yet we continue to fall prey to them in our search for �quick riches�. Have you fallen prey to one (or more) of these �get rich quick� schemes? Me too. I�ve started so many businesses and tried so many of these programs that I can�t even recall how many. Finally, after many disappointments and losing thousands of dollars, I was FED UP! I decided that before I spent another penny that I was going to get to the bottom of these �get rich quick programs�. Why did I just say �programs�? Because what I found out is that some are legitimate and not all are scams.

My research started by literally writing down ALL of the different opportunities I could find. After hours and hours of investigating and making phone calls and even signing up for many, one of the best and most legitimate opportunities turned out to be Paid Online Surveys...with a few cautions.

What makes this a great opportunity to make that nice living from the comforts of your own home?

Surveys offer a very nice compensation for very little of your time and at your own convenience. After you've taken a few, you'll get the hang of the general idea and be able to speed through them minimizing your time taking the survey while increasing your revenue.

Why would companies pay you to take a survey?

Surveys and customer feedback are the future of any legitimate company. Surveys are used by manufacturers to learn how their customers use and feel about their products. This information is so valuable to companies that they are willing to pay you to tell them what products you use, how you use them and how you felt about the product after you used it. Surveys tell companies what direction they should go with marketing and product lines.

How do Surveys for Cash Work?

They�re actually pretty simple:

Basically, you:
Sign up with a survey company (you can go to individual companies web sites and sign up but that's very time consuming. Survey companies are like the one-stop-shopping of online surveys, you can tackle so many more surveys in much less time. This is where the good money is).

Provide some personal information, such as gender, age, location, etc;

When the company has a survey, they simply send you an invitation via an email that contains a link that will take you to the survey site.

How much can you make?

The payment varies from company to company but you can typically expect to make anywhere from $5 to $75, for each survey you complete. While each survey only takes 10-15 minutes, the potential can be big. Be honest when participating. Companies are paying you good money for honest feedback. Remember, the future of their business relies on knowing what their customers think of them.

How will you be paid?

Some will ask you for an account, like PayPal, etc. and will pay on a monthly or bi-monthly basis. If you don't have an account, they will send you a check to an address you specify. While some companies will pay you cash, others will enter you into a drawing to win money. (The drawings are typically for larger amounts of money with the odds being quite good). Merchandise or other incentives are also very common giving you an opportunity to get the toys or necessities you want without having to pay for them. DVDs and other electronic equipment are typical incentives offered for completing online surveys. The nice thing about online surveys is that you can pick and choose which ones you want to complete. Each survey will tell you what they are paying before you agree to participate. (SEE THE FOLLOWING SECTION FOR SOME CAUTION TIPS).

Are all survey for money sites legitimate?

Certainly NOT! How do you know which ones to participate in? Here are some warnings.

Some sites are really advertising sites that will try to get you to sign up for a lot of other things while you�re taking the survey. If you are invited to do this, BEWARE!

If the site offers you a chance to win a large, expensive prize (i.e. cruise, car, etc.) for signing up, think twice before joining. This is not necessarily a complete no-no but do some investigating and talk to other users to hear their experience with the site before you sign-up.

Legitimate companies will not sell or share your personal information you provide to them (or at least without your permission). Your information is useful to them simply for marketing purposes by knowing a little bit about the customers that are using their products and it's typically safe to share that with them. Read the companies privacy policy, etc. before you sign up with them.

Be sure you understand what you are being paid and when you will be paid for each survey. Legitimate companies want you to get excited about getting paid to participate and will be very clear as to your compensation and when you will get it. If it is not stated, email or call before you begin.

All legitimate companies will offer you a money back guarantee if you are not satisfied. Most people sign on with several companies because that opens the door to taking more surveys and making a lot more money. This is o.k. and actually recommended, just make sure that you have that satisfaction guarantee before you sign up. This way, it's a no-lose situation and you optimize your potential.

**Remember, Paid surveys are about small amounts of your time for very good money NOT small amounts of your time for instant riches. You will have to put in a little time but you will be rewarded very handsomely.

Now understand that even some reputable survey companies do charge a minimal fee for access to their program, which is to be expected for any legitimate company that actually has people available for support to help you get started. Don�t be afraid of this opportunity, just do your homework and talk to sources you trust before you start.

About The Author

Terry Wilson is a successful entrepeneur of online business as well as a Real Estate Investor. To see the companies he recommended after this review, see www.surveymillionaire.com.

Senin, 11 Agustus 2008

Hakikat Ahmadiyah

http://idrusali85.wordpress.com/2008/06/13/ahmadiah-studi-kasus-pakistan/
Ahmadiah Studi Kasus Pakistan
Diarsipkan di bawah: Berita Islam, Seputar pemikiran islam — Tag:ahmadiyah, aliran, kasus, pakistan, sesat, studi — yg nulis @ 2:58 am 


sumber swaramuslim.com
Hal yang menyedihkan dari umat Islam adalah mereka mempelajari sejarah, tetapi tidak belajar dari sejarah

Mirza Ghulam Ahmad : ‘Nabi’ Pelayan Imperialis
Dr Muhammad Iqbal , salah seorang pendiri negara Pakistan, mengecam aliran Qadiani (Ahmadiah) dan menyatakan mereka sebagai Penghianat terhadap Islam. Dr Muhammad Iqbal pernah mengusulkan penyelsaian aliran Qadiani dengan menetapkan mereka sebagai non-Muslim. Hal ini sesuai dengan kepercayaan mereka bahwa umat Islam adalah kafir. Seperti pernyataan Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad yang dimuat dalam ”Aina-e-Sadaqat” halaman 35: ”Semua umat Islam yang tidak mengikuti Al Masih Al-Mauud (Mirza Ghulam Ahmad) adalah kafir dan keluar dari Islam, meskipun mereka tidak mendengar seruan ini.” Hal senada juga sering disampaikan oleh Mirza Ghulam Ahmad.

Dengan menempatkan mereka di luar Islam sesuai dengan keyakinan mereka, menurut Dr Muhammad Iqbal, maka umat Islam akan memberikan toleransi kepada mereka seperti pada agama-agama lainnya. Usulan Muhammad Iqbal ini menjadi kesepakatan umat Islam India. Namun usulan ini ditentang oleh penguasa Inggris. Karena bila diterima akan memukul balik penjajah Inggris sendiri, karena tujuan pendirian aliran Ahmadiah adalah untuk mengacak-acak sendi-sendi Islam dan Ukhuwwah Islamiyah.

Dalam buku ”Qadianiat” halaman 25 disebutkan: ”Tujuan utama penjajah adalah untuk memecah belah umat Islam. Sejak mereka gagal dengan berbagai cara, kemudian mereka menggunakan cara berbelok melalui mesin Qadiani.”

Bentrokan yang terjadi di Monas pada 1 Juni 2008 (ini tidak berhubungan dengan hari lahirnya Pancasila) antara Umat Islam, di mana Front Pembela Islam di satu pihak dan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan yang di dalamnya ada orang-orang NU di lain pihak, sangat disayangkan. Bentrokan antara dua kelompok ini dimenangkan oleh Ahmadiah.

Perlu diketahui bahwa masalah Ahmadiah bukan masalah kebebasan beragama dan berkeyakinan, tetapi perusakan terhadap ajaran pokok Islam. Dalam buku ”Tauhid-i-Maram”, Mirza Ghulam Ahmad menggambarkan Allah seperti hewan laut, bahwa Allah memiliki sungut yang menyebar ke segala arah yang melampaui alam semesta. Ini pelecehan terhadap Allah dan Alquran surat Asy-syuraa 11. Dalam kitab suci mereka ”Tazkirah”, ratusan ayat-ayat Alquran diacak-acak.

Pada halaman 33, diacak-acak surat Al Baqarah 23, denga mengganti kata ”bi-suratin” dengan kata ”bi-syifain”. Pada halaman 36, mengacak-acak surat Al-Hijr 53, dengan mengganti kata ”aliim” menjadi ”Hasiin”. Halaman 43, surat Al-Anfal 17 diaduk-aduk dengan ucapan Mirza Ghulam Ahmad. Pada halaman 94, dengan memenggal ayat 12 surat Al-Baqarah, disambung dengan memenggal ayat 62 surat Asy-Syura, lalu disambung dengan mengacak-acak ayat 118 surat Al-Mukminun, kemudian memenggal ayat 10 surat Al-Qamar, lalu masuk ayat Injil. Sekali lagi, ini bukan kebebasan beragama tetapi perusakan agama. Dan setiap Muslim berkewajiban membelanya.

Ketika Pakistan merdeka tahun 1947, adalah Dr Muhammad Iqbal yang mengusulkan agar pengikut Ahmadiah diberi tempat di Pakistan dengan harapan mereka bisa sadar dan kembali kepada ajaran Islam yang benar. Pengikut Qadiani kemudian memindahkan markas mereka ke Robwah di Propinsi Punjab.

Kebaikan yang diberikan kepada mereka malah dijadikan sebagai alat penyesatan umat, dan mengarah kepada perbuatan makar. Pidato pimpinan Ahmadiah di Quetta, Baluchistan, salah satu negara bagian terbesar di Pakistan pada 13 Juli 1948 yang merencanakan pendirian negara bagian Ahmadiah memperkeruh situasi.

Puncaknya meledak pada tahun 1953, ketika muncul perlawanan besar-besaran umat Islam melalui gerakan anti-Ahmadiah dalam bentuk kekerasan, sehingga pemerintah memberlakukan Hukum Darurat. Pemerintah Pakistan berusaha mempersempit ruang gerak mereka agar tercipta kedamaian dalam masyarakat, tetapi demikian besarnya desakan masyarakat akhirnya Majlis Nasional Pakistan menetapkan Pasal 260 UUD yang mengatakan Ahmadiah di luar Islam dan melarang kegiatan mereka.

Pada tahun 1974, Rabithah Alam Islami dalam putusannya mengatakan aliran Ahmadiah adalah kafir dan keluar dari Islam. Tahun 1975, disusul Malaysia dan Brunei melarang aliran ini. Hal yang sama dilakukan oleh Arab Saudi, Turki, Mesir, Afghanistan dan negara-negara Muslim lainnya. Sikap ini diambil sebelum wabah ini mengganas dan menjadi bom waktu. Dan bila pemerintah Indonesia tidak tegas, maka hanya memperpanjang persoalan bangsa. Bangsa ini sudah lelah berputar-putar dalam krisis ekonomi, politik dan aliran sesat sehingga kebangkitan bangsa yang dicita-citakan yang melibatkan semua unsur bisa-bisa Baru Bisa Mimpi. (RioL)

H Pangadilan Daulay MA MSc
Dosen Institut PTIQ Jakarta
Jl. H Ahyar No.16
Duren Sawit, Jakarta Timur
PENGARUH PERADABAN ISLAM DI DUNIA BARAT

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Perputaran hidup ini bagaikan roda pedati, kadang di atas dan kadang di bawah. Demikian pula dengan perkembangan peradaban manusia, terkadang sebuah peradaban berada di atas dan mencapai puncak kejayaannya, di lain waktu peradaban tersebut jatuh dan berada di bawah peradaban lain. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Ali Imran (3):140 yang artinya: ……… Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); ……. Meskipun demikian, seperti halnya sebuah roda pedati, masing-masing peradaban memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lainnya.
Peradaban Islam, sebagaimana peradaban lainnya, pernah mengalami masa kejayaan yaitu di masa pemerintahan Abbasiyah terutama di bidang ilmu pengetahuan. Hal tersebut ditandai dan dimulai dengan usaha penerjemahan buku-buku filosof terkenal seperti Aristoteles, penjelasan-penjelasan Neo-Platonisme dan beberapa karya Plato, sebagian besar karangan Galinos, beberapa karangan ilmiah Yunani, India, dan Persia. Berkat adanya usaha penerjemahan inilah sehingga warisan filsafat Eropa, khususnya Yunani berhasil diselamatkan. 
Penaklukan-penaklukan oleh Arab selama abad-abad awal Islam (Pemerintahan Umayyah dan Abbasiyah) membawa mereka kepada hubungan yang dekat dengan peradaban-peradaban besar dunia, seperti Yunani, Parsi dan India. Menurut Mehdi Nakosteen, teori lama yang menyatakan bahwa orang-orang Muslim awal adalah musuh bagi ilmu pengetahuan dan sains, dan bahwa mereka hanya mau menerima ilmu pengetahuan yang berasal dari Qur'an dan Hadis, dan tidak menunjukkan toleransi terhadap kepercayaan dan kekayaan intelektual bangsa-bangsa lain, adalah pendapat yang tidak memiliki landasan sejarah. 
Pendapat yang dikemukakan oleh Nakosteen tersebut sesuai dengan fakta sejarah dengan banyaknya ilmu-ilmu dari luar Islam yang diterjemahkan dan dipelajari oleh kaum muslimin. Bahkan berkat kreatifitas ilmuan Muslim, ilmu-ilmu tersebut berhasil dikembangkan.
Khalifah al-Man¡ūr adalah khalifah Abbasiyah yang paling banyak andilnya dalam mendorong penerjemahan buku-buku Yunani, Siryani dan Parsi. Jasa beliau yang paling besar yaitu ketika beliau mendirikan sebuah sekolah di Bagdad pada tahun 217 H. (832 M.) yang diberi nama "Bait al-¦ikmah". 
Abad keempat Hijriyah merupakan masa keemasan bagi penerjemah Arab. Pada masa ini banyak buku-buku yang berbahasa Latin, Suryani dan Parsi yang diterjemahkan ke bahasa Arab. Ilmu pengetahuan Islam mengalami kemajuan yang mengesankan selama periode "abad pertengahan" melalui orang-orang kreatif seperti al-Kindi, ar-Razi, al-Farabi, ibnu Sinan, Ibnu Sina (Avicenna), al-Masudi, at-Tabari, al-Ghazali, Nasir Kusru, Omar Khayyam, dan lain-lain. 
Di waktu yang sama bangsa Eropa berada di masa-masa kegelapan (Dark Ages). Terjadinya pengadilan terhadap “Tikus” di pengadilan Autunne di Perancis abad ke-15, karena tikus dianggap “bersalah” telah memakan tanaman gandum. Pengadilan & hukuman mati yang dijatuhkan terhadap “Kucing” abad ke-15 di Inggris, dikarenakan diduga telah membantu para “tukang Sihir” dalam melakukan kejahatannya. Pengadilan terhadap “Ayam yang bertelur” di pengadilan Palle, Swiss abad ke-14. Pengadilan & pembunuhan besar-besaran kepada para ilmuwan seperti Nicholas Copernicus & Galileo Galilei karena mengemukakan teori Heliosentris, sementara teori yg berlaku saat itu adalah Geosentris (teori Claudius Ptolemeus). Tycho Brahe (seorang ilmuwan German) bahkan kehilangan sebelah telinganya karena berani menyatakan bahwa Venus memiliki fase-fase seperti bulan, dll. Kesemuanya ini terjadi sehingga pada masa tersebut di Barat dikenal dengan nama “the Dark Ages”. Semua peristiwa tersebut menggambarkan betapa terbelakangnya bangsa Eropa pada saat itu.  
2. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: bagaimana pengaruh peradaban Islam terhadap peradaban Barat?
B. PEMBAHASAN
1. Masa Kejayaan Peradaban Islam
Setelah Nabi Muhammad Saw. wafat kaum Anshar menginginkan khalifah berasal dari mereka, sementara Ali ra. menganggap dirinya lebih berhak menjadi khalifah karena kekerabatannya terhadap Rasulullah. Kaum Anshar berkumpul di Majlis Bani Tsaqifah untuk memilih seorang khalifah (pengganti Nabi). Melalui sebuah proses konsensus yang cukup panas dan menegangkan akhirnya muncul Abu Bakar al-Siddiq sebagai khalifah pertama umat Islam. Estafet kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh Umar ibn Khattab. Pada masa Umar terjadi gelombang ekspansi untuk pertama kalinya. Tahun 635 M., kota Damaskus jatuh ke dalam kekuasaan Islam. Tahun 641, Aleksandria menyerah pada tentara Islam di bawah pimpinan ‘Amr Ibn al-‘Ash. Singkat kata, dengan terjadinya gelombang ekspansi pertama ini, semenanjung Arab, Palestina, Suria, Irak, Persia dan Mesir sudah masuk dalam wilayah kekuasaan Islam. Paska Umar, kekhalifahan dilanjutkan oleh Utsman ibn Affan, menantu Nabi Muhammad Saw. Namun karena terjadi kecemburuan kekuasaan akibat dari sikap nepotisme Utsman, kekuasaannya diakhiri dengan pembunuhan terhadap dirinya. Kekhalifahan umat Islam saat itu betul-betul mengalami ujian berat. Kemudian tampil Ali sebagai pengganti Utsman. Namun kepemimpinan Ali telah membuat kecewa kubu Utsman karena tidak berhasil mengusut kematian Utsman hingga tuntas. Kepemimpinan Ali ini menjadi puncak dari sistem kekhalifahan dalam sejarah Islam yang kemudian akhirnya digantikan dengan sistem dinasti. Sistem dinasti ini dipelopori oleh Muawiyah ibn Abu Sufyan yang kemudian disusul dengan dinasti Abbasiyah.
Adapun hasil peradaban di awal-awal berkembangnya agama Islam, yakni di masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin terfokus kepada pembentukan umat. Peradaban di masa itu diawali dengan pembangunan masjid-masjid yang digunakan selain untuk tempat ibadah, juga digunakan sebagai tempat berkumpulnya kaum Muslimin untuk menyelesaikan berbagai macam urusan dan untuk menuntut ilmu. Di masa ini pula Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menetapkan dasar-dasar aturan ekonomi, pertahanan diri dan akidah, musyawarah dan lain-lain. Pada masa ini masjid dimanfaatkan secara maksimal, berbeda dengan sekarang di mana kebanyakan masjid hanya menjadi tempat ibadah.
Adapun di masa selanjutnya, yakni setelah berakhirnya masa Khulafaurrasyidin, Mu’awiyah membangun dinasti Bani Umayah dan dimulailah gelombang ekspansi yang kedua. Perluasan kekuasaan yang sudah dimulai sejak zaman Umar dilanjutkan kembali setelah beberapa lama banyak mengurusi masalah internal. Adapun hasil peradaban di masa pemerintahan dinasti Umayah, terutama mengenai ilmu pengetahuan terbagi kepada tiga aliran:
1) Gerakan studi agama: yang membahas ilmu-ilmu agama berupa tafsir al-Qur'an dan Hadis.
2) Gerakan studi sejarah: yang membahas masalah sejarah hidup, peperangan, kisah para Nabi dan umat-umat sebelumnya.
3) Gerakan studi filsafat: yang membahas masalah logika (man¯iq), kimia, kedokteran dan lain-lain.  
Namun karena adanya beberapa faktor, kekuasaan Bani Umayah hanya berlangsung selama kurang lebih sembilanpuluh tahun dan kemudian diambil alih oleh Bani ‘Abbasiyah (keturunan Al-Abbas ibn Abd Al-Muttallib – Paman Nabi). Bani Abbasiyah diwarisi kekuasaan yang cukup luas, meliputi Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan dan sebagian wilayah Asia Tengah. Di beberapa wilayah kekuasaan itu merupakan pusat kebudayaan besar seperti Yunani, Suryani, Persia dan India. Karenanya beberapa khalifah pada masa Bani Abbasiyah lebih memusatkan pada pengembangan pengetahuan.  
Menurut Prof. Dr. Ahmad Syalabi, sudah sewajarnya zaman pemerintahan Abbasiyah pertama merupakan zaman paling sesuai untuk kebangkitan kebudayaan. Di zaman tersebut, tamaddun Islam telah mulai mantap setelah selesainya gerakan perluasan dan penaklukan yang menjadi keistimewaan zaman pemerintahan Bani Umayah. Kebudayaan akan berkembang dengan luas di kalangan sesuatu umat apabila umat itu berada dalam keadaan yang tenteram dan ekonomi yang stabil. Ketentraman dan kestabilan ekonomi tersebut baru terwujud di masa pemerintahan Bani Abbasiyah karena pada masa sebelumnya dinasti Umayyah sibuk dengan usaha-usaha perluasan kekuasaan sehingga kurang bagi mereka kesempatan untuk berpikir secara tentang pembangunan dalam negeri apalagi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. 
Di masa awal pemerintahan Bani Abbasiyah Umat Islam di zaman itu mulai menikmati kemenangannya dan mulai membangun kota-kota mereka, setelah sebelumnya sibuk dengan berbagai peperangan dan penaklukan. Merekapun mulai membangun peradaban terutama di bidang ilmiah. 
Kebangkitan ilmiah di zaman tersebut terbagi di dalam tiga lapangan:
1. Kegiatan menyusun buku-buku ilmiah.
2. Mengatur ilmu-ilmu Islam.
3. Terjemahan dari bahasa asing 
Penerjemahan buku-buku non-Arab ke dalam bahasa Arab terjadi secara besar-besaran dari awal abad kedua hingga akhir abad keempat hijriyah. Khalifah al-Ma’mun menunjukkan perhatian beliau yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan dengan mendirikan sebuah sekolah di Baghdad (tahun 217 H./832 M.) yang mirip dengan sekolah Nestorian dan Zoroaster yang ada pada saat itu. Sekolah tersebut diberi nama "Bait al-hikmah" dan dipercayakan pengelolaannya kepada Yahya ibn M±sawaih (w. 243 H.) yang merupakan seorang penulis dengan bahasa Siryani dan bahasa Arab, serta mampu menggunakan bahasa Yunani. Usaha penerjemahan tersebut di kemudian hari terbukti sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan peradaban Yunani dan Parsi yang kemudian diambil kembali oleh bangsa Barat sehingga membuat mereka dapat maju seperti sekarang ini.
Buku-buku yang diterjemahkan terdiri dari berbagai bahasa, mulai dari bahasa Yunani, Suryani, Persia, Ibrani, India, Qibti, Nibti dan Latin. Keberagaman sumber pengetahuan dan kebudayaan inilah yang kemudian membentuk corak filsafat Islam selanjutnya. Dan perlu diakui bahwa di antara banyak pengetahuan dan kebudayaan yang ditejemahkan ke dalam bahasa Arab, karya-karya klasik Yunani adalah yang paling banyak menyita perhatian. Khususnya karya-karya filsuf besar Yunani seperti Plato dan Aristoteles. Beberapa karya dari kebudayaan Persia dan India hanya meliputi masalah-masalah astronomi, kedokteran dan sedikit tentang ajaran-ajaran agama. Seperti karya Al-Biruni (w. 1048), sejarahwan dan astronom muslim terkemuka, Tahqiq ma li Al-Hind min Maqulah (Kebenaran Ihwal Kepercayaan Rakyat India). Dalam tulisannya itu ia menguraikan kepercayaan fundamental orang-orang Hindu dan menyejajarkannya dengan filsafat Yunani. Atau terjemahan Ibnu Al-Muqaffa' (w.759) yang berjudul Kalilah wa Dimnah (Fabel-fabel Tentang Guru) diterjemahkan dari bahasa Sanskerta yang merupakan pengetahuan sastra Persia.
Fase penerjemahan terdiri dari dua fase:
1) Fase Pertama: dimulai sejak awal berkuasanya Dinasti Abbasiyah hingga masa Khalifah al-Ma'mun (132-198 H.). Pada saat itu para penerjemah independen banyak melakukan penerjemahan, sebahagian besar mereka beragama Nasrani, Yahudi dan orang-orang dari agama lain yang mendapat hidayat untuk memeluk Islam.
2) Fase Kedua: yaitu pada masa pemerintahan al-Ma'mun dan penerus beliau. Pada saat itu aktifitas penerjemahan dipusatkan di sebuah sekolah yang didirikan di kota Baghdad. 
Setidaknya ada dua motivasi yang mendorong gerakan penerjemahan yang sudah dimulai sejak zaman Bani Umayah dan kemudian menemukan puncaknya pada dinasti Bani ‘Abbasiyah. Pertama motivasi praktis dan kedua motivasi kultural. Pada motivasi yang pertama (ba’its ‘amali), ada kebutuhan pada bangsa Arab saat itu untuk mempelajari ilmu-ilmu yang berasal dari luar Islam. Pengetahuan-pengetahuan tersebut secara praktis dapat membantu meringankan urusan-urusan yang berkenaan dengan hajat hidup umat Islam ketika itu. Yang dimaksud dengan pengetahuan-pengetahuan luar yang dibutuhkan oleh umat Islam saat itu adalah seperti ilmu-ilmu Kimia, kedokteran, fisika, matematika, dan falak (astronomi). Ilmu-ilmu ini secara praktis memang langsung berhubungan dengan hajat hidup umat Islam dalam menyelesaikan masalah-masalah seperti penentuan waktu Shalat, hukum faraidl (pembagian harta waris), masalah kesehatan dan lain sebagainya.
Motivasi yang kedua adalah motivasi kultural (ba’its tsaqafi). Ada kebutuhan pada masyarakat Islam untuk mempelajari kebudayaan-kebudayaan Persia, Yunani untuk menguatkan sistem hukum Islam dan menangkal aqidah yang datang dari luar Islam. Ketika terjadi gelombang kebudayaan luar dalam dunia Islam yang meliputi aqidah kaum Majusi (penyembah api) dan kaum Dahriah, kekhalifahan ‘Abbasiyah mengangap perlu bagi kaum muslim untuk mempelajari ilmu-ilmu logika serta sistem berpikir rasionalis lainnya untuk menangkal aqidah yang datang dari luar itu. Umat Islam dianjurkan untuk mempelajari logika Aristoteles, agar dapat berdebat dengan keyakinan yang datang dari luar.
Proses penerjemahan yang berlangsung selama kurang lebih dua abad telah menjadi berkah yang besar bagi umat Islam saat itu. Hal ini dapat dipahami karena proses penerjemahan ini menjadi mediator dalam dialog antara kebudayaan pengetahuan pra-Islam dengan umat Islam yang sedang haus ilmu. Khazanah kebudayaan besar yang meliputi Yunani, Persia dan India sedang mengalami kesepian di negerinya sendiri, di dunia Islam, karya-karya tersebut mendapatkan sambutan yang sangat luar biasa. Sampai-sampai seorang khalifah mau membayar sebuah buku yang sudah diterjemahkan dengan nilai emas seberat buku tersebut. Namun, motivasi utama dari semua kegiatan tersebut adalah karena ajaran dan perintah pertama yang diwahyukan kepada Rasul saw. adalah iqra yang mengandung makna membaca dan mempelajari.
Semangat untuk belajar itulah yang kemudian menjadikan umat Islam sukses dalam menguasai ilmu-ilmu penting di masa Dinasti Abbasiyah. Perpaduan antara semangat umat Islam dengan kebudayaan pra-Islam melahirkan sebuah sintesa yang tidak sederhana. Sintesa yang dihasilkan bukan hanya sekedar penjiplakan pengetahuan sebelumnya yang kemudian diberi label Islam karena telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Lebih dari itu, sintesa ini juga meliputi proses reproduksi yang giat dilakukan oleh para ilmuan muslim. Karya-karya filsafat yang diterjemahkan dari bahasa Yunani tidak berhenti hanya pada hasil terjemahan namun telah merangsang para intelektual muslim untuk mengomentari atau sekedar memberikan sebuah penafsiran atas karya-karya filsuf Yunani itu. 
Meskipun gerakan penerjemahan berakhir pada abad ke 11, sains Islam tetap berkembang. Para ahli (ilmuan) muslim banyak menambah materi-materi yang telah ditransfer kepada mereka melalui penelitian-penelitian, percobaan-percobaan dan observasi yang mereka lakukan dalam bidang pengobatan, pertanian, geografi, dan urusan peperangan. Umat Islam tidak hanya mewarisi ilmu-ilmu dari luar, namun mereka juga berhasil mengembangkannya melalui penelitian. Hal ini didukung oleh adanya semangat keilmuan yang ada pada diri beberapa ilmuan muslim pada saat itu. 
Menurut Farhat A Hussein Alquran sarat dengan informasi mengenai astronomi, geologi, pengobatan, dan sains lainnya yang mengantarkan ilmuwan Muslim menjadi peneliti. Informasi-informasi tersebut memberikan inspirasi dan motivasi kepada mereka untuk melakukan penelitian lebih mendalam baik tentang alam makrokosmos ataupun mikrokosmos, bahkan mengenai diri manusia itu sendiri. Hal tersebut dapat kita temukan misalnya pada Q.S. al-Baqarah (2):164 yang berbicara mengenai adanya tanda-tanda kekuasaan Allah dalam penciptaan langit dan bumi dan peristiwa alam lainnya. 
2. Sumbangan Peradaban Islam ke Dunia Barat
Kontribusi Islam terhadap kebangkitan dunia barat khususnya Eropa terutama di bidang sains diakui adanya oleh para penulis Barat. Di antaranya dapat kita lihat pada ungkapan Robert Briffault yang dikutip oleh Abul Hasan Ali Nadawi:
Science is the most momentous contribution of Arab civilization to the modern world…It was not science only which brought Europe back to life. Other and manifold influences from the civilization of Islam communicated its first glow to the European life.  
Ungkapan tersebut merupakan sebuah pengakuan yang tulus dari seorang ilmuan Barat yang betul-betul merasakan adanya kontribusi dunia Islam yang diwakili oleh bangsa Arab terhadap dunia modern.
Menurut Gustave Le Bon (sejarawan Perancis) bahwa ahli-ahli Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Albertus Magnus, dan lain-lain, dibesarkan dalam era keemasan perpustakaan pengetahuan Islam & Arab. Paus Gerbert (bergelar Sylvestre-II) mengajar ilmu-ilmu alam pada tahun 1552-1562 yang kesemuanya dipelajarinya di Universitas Islam Andalusia di Spanyol. 
Berbicara mengenai sumbangan peradaban Islam bagi Dunia Barat tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan Islam di Andalusia. Menurut Ahmad Thomson dan Muhammad 'Atha'ur Rahim, Kordoba menjadi pusat belajar terbesar di Eropa pada saat seluruh bagian lain dari benua itu masih terjerembab dalam kebodohan dan, dalam masa kejayaannya, Kordoba pastilah merupakan satu dari keajaiban dunia.  
Di wilayah tersebut didirikan universitas-universitas yang menjadi tempat studi para mahasiswa dari negara-negara Eropa lainnya. Tidak ada diskriminasi antara pelajar muslim dengan non-muslim di perguruan tinggi tersebut. Bahkan dalam jabatan rektor universitas pun tidak ada diskriminasi. Hal itu digambarkan oleh Syed Ameer Ali dalam bukunya A Short History of the Saracens:
The Government of each academy was entrusted to a rector, who was chosen from among the most distinguished scholars. In the middle of the thirteenth century of the Christian era this high office in the university of Granada was held by Siraj al-Din Ab­ Ja'far Omar al-Hakami. No religious distinction was made in this appointments, the learned Jews and Christians were often appointed to the post of rector.
Tonggak awal kebangkitan Eropa yang dinamakan dengan Renaissance, sedikit banyak lahir atas pengaruh Averroisme (Ar-Rusydiyyah) dan atas pengaruh penerjemahan karya-karya ilmiah ilmuwan Islam ke dalam bahasa Latin. Penerjemahan itu dilakukan oleh para mahasiswa Eropa yang membawa buku-buku karya ilmuan Islam ke negara mereka.
Abad kesebelas hingga menginjak abad ketigabelas – khususnya antara 1050 dan 1300 – barangkali boleh dianggap sebagai kebangkitan ilmu pengetahuan abad pertengahan, intelektual, sastra, dan estetika, adalah bunga dari abad pertengahan. Dalam kebangkitan kembali intelektual – dalam hal ini ilmu pengetahuan dan filsafat – awal pencerahan Eropa ini telah distimulasi secara luas oleh arus ilmu pengetahuan Greco-Muslim dalam penerjemahan yang terus meningkat jumlahnya, terjemahan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin dan Hebrew, atau dari bahasa Arab ke dalam bahasa Hebrew atau Spanyol, dan dari bahasa-bahasa tersebut ke dalam bahasa Latin.  
Untuk mengetahui lebih jauh sumbangan peradaban Islam kepada dunia barat, kita harus menguraikan bidang-bidang yang diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin dan bahasa Eropa lainnya.
1. BIDANG IPTEK
Angka-angka Hindu, diuraikan oleh Khawarizmi pada abad ke-9 dan Biruni pada abad ke-11, telah selesai diperkenalkan kepada Eropa Latin oleh Adelard dari Bath dan melalui suatu adaptasi oleh Ibrahim ibnu Ezra pada abad ke-12. Simpoa – diperkenalkan kepada Eropa oleh orang-orang Muslim – dan alat-alat hitung lainnya tetap merupakan hal yang biasa di utara Mediterranian. Salah satu bukti kontribusi Islam dan Arab bagi Iptek adalah dipakainya angka-angka numeral Arab sebagai angka standar di komputer. 
Ilmu pengetahuan tentang aljabar telah disebarkan ke Barat melalui terjemahan-terjemahan Latin oleh Adelard dari Bath, John dari Seville. (Plato dari Tivoli juga menerjemahkan Spherics karya Theodosius dari Bythinia, dari bahasa Arab ke bahasa Latin. Geometri Euclidian mencapai Eropa melalui terjemahan bahasa Arab, ada 14 buah ulasan-ulasan tentang buku-buku Eeuclid. Sebagian terbesar tabel astronomi tergabung dalam statemen-statemen pengantar teori trigonometri, dinyatakan secara tidak langsung (implisit) dalam perhitungan-perhitungan (komputasi) mereka. Kitab al-Manazir dari Ibnul Haitsam, menguraikan sebagian tentang optik, telah diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona dan menjadi basis bagi ahli-ahli optik Muslim maupun Latin. 
Dalam bidang kedokteran : Kitab Ibnu Sina, al-Qanun (abad-12) & Al-Hawi (ar-Razi) menjadi sumber pengetahuan kedokteran di Barat sampai abad ke-16. Keduanya mempelopori penemuan penyakit menular. Ar-Razi mempelopori penemuan karakter (ciri-ciri) penyakit menular dan memberikan penanganan klinis pertama terhadap penyakit cacar, dan Ibn Sina (Avicenna) yang telah menemukan karakter penyakit menular melalui air. Nama Avicenna sangat terkenal di kalangan ilmuan Eropa, bahkan menjadi nama sebuah rumah sakit.
Constantine Africanus dari Carthage (Cartago) biarawan di Monte Cassino (wafat 1087), menurut ahli sejarah Leo dari Ostila adalah "Master tentang Timur dan Barat". Ia menerjemahkan karya-karya ilmu kedokteran Muslim dan ilmu pengetahuan lain yang sangat mempengaruhi studi-studi ilmu pengetahuan di Italia bagian selatan. Di antara terjemahan-terjemahannya adalah Liber Experimentorum dari Rhazi (Rhazes), karya-karya medikal dari Isaac Judaeus, versi bahasa Arab dari Hippocrates, Aphorism oleh Hunain, dan satu versi bahasa Arab dari Commentary karya Galen oleh Hunain. 
Gerard dari Cremona (wafat 1187) menerjemahkan 71 buah karya dengan bantuan beberapa orang cendekiawan Kristen dan Yahudi selama 9 tahun terakhir hidupnya. Di antaranya adalah karya Aristoteles Posterior Analytics, On the Heaven and the Earth, On Generation and Corruption, On Metereology; Commentaries karya Alexander dari Aphrodisias; Elements and Data, karya Euclid; On the Measurement of the Circle, karya Archimedes; Conics karya Apollonious dari Perq (Perga); sebelas karya-karya Galen; berbagai karya terbesar Avicenna, Canon; karya terbesar ar-Razi di bidang kedokteran; On the Syllogism, al-Farabi; al-Kindi, tiga karya; Isaac Israeli , dua karya; 14 karya tentang astronomi dan matematika muslim lainnya; tiga set tabel astronomi; dan tujuh karya Muslim dalam geomancy dan astrologi.  
Gherardo & Cremona, 2 orang ahli astronomi Italia yang menerjemahkan buku ilmu astronomi dari kitab as-Syarh karangan Jabir ibnu Hayyan. Raja Friederich-II dari Perancis meminta putra-putra Ibnu Rusyd (menurut ejaan Barat dibaca : Averoes) untuk tinggal di istananya, mengajarinya ilmu Botani & Zoologi. Apotik & ilmu Kedokteran, Kimia & Botani Islam sebelum abad ke-15 sudah sangat maju dibandingkan Barat, ilmuwan Islam telah menemukan 2000 jenis tanaman Thriflorida untuk obat-obatan. 
Data-data di atas menunjukkan bahwa ilmuan Muslim banyak berjasa dalam menyelamatkan karya-karya Ilmuan dan Filosof Yunani dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab dan mengembangkannya melalui berbagai penelitian mendalam, yang kemudian beberapa abad sesudah itu ditransfer kembali ke bahasa Latin atau bahasa Eropa lainnya. 
Di samping itu, ilmu pengetahuan Helenistik, Persia dan Hindu (matematika, astronomi, trigonometri, aljabar, teknologi, kedokteran dan disiplin-disiplin yang sejenis dengannya) dan keterampilan praktis lain, telah dikenalkan ke dalam sekolah-sekolah Muslim. Aplikasi (dari ilmu-ilmu tersebut) untuk kebutuhan dan minat dunia Muslim telah menantang kejeniusan banyak cendekiawan Muslim. Akhirnya, modifikasi-modifikasi yang berhasil dan penambahan-penambahan baru serta signifikan, sebahagian besar dalam bidang kedokteran, matematika, filsafat, dan disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah dan teori pendidikan. Hal ini terjadi di sekitar abad kesepuluh dan kesebelas Masehi yang merupakan abad keemasan ilmu pengetahuan Islam.  
Pada abad keduabelas dan ketigabelas merupakan abad-abad penerjemahan hasil-hasil kerja para ilmuan Muslim ke dalam sekolah-sekolah (mazhab) Hebrew dan Latin. Keruntuhan kreatifitas dan ilmu pengetahuan Muslim di masa itu, bertepatan dengan fase-fase awal kebangkitan intelektual Eropa. 
Berdirinya universitas-universitas Eropa pertama kali bertepatan dengan sangat besarnya arus penerjemahan-penerjemahan, adaptasi-adaptasi dan ulasan-ulasan dari karya Muslim di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan teologi. Universitas-universitas itu telah dihasilkan dari suatu akibat pemasukan secara besar-besaran, tidak saja karya-karya kreatif Muslim, tetapi juga Greco-Helenistik, Syria-Zoroastrian dan materi-materi Hindu telah mencapai dunia Latin di Barat, melalui terjemahan-terjemahan, ulasan-ulasan, adaptasi-adaptasi bahasa Arab tersebut.  
Pada saat kreatifitas dan semangat ilmu pengetahuan Muslim mulai runtuh, di Eropa justru mengalami kebangkitan yang di kemudian hari menjadi awal terjadinya renaissance.
2. BIDANG SASTRA
Opera “Peringatan akan akibat” karangan Shakespeare, diilhami dari kisah Alfu lailah wa lailah dari masa keemasan Islam. Cerpen karangan sastrawan Perancis Lasange banyak mengambil inspirasi dari kitab Natan al-Hakim. Sajak Divina Commedia karangan Dante Alghieri mengambil dari kitab Risalatul-Ghufran (karangan al-Ma’ariy) & Washful Jannah (karangan Ibnu Arabi). Cerita Gulliver (karangan Schwift) diilhami oleh Alfu lailah wa lailah. Cerita Robinson Crusoe (karangan Defoe) diilhami dari kitab ar-Risalah (karangan Hayy bin Yaqzhan yang dikenal dengan gelar Ibnu Thufail). 
3. BIDANG-BIDANG LAINNYA
Menurut sejarawan & orientalis Perancis, Sedillot, bahwa UU Sipil Perancis pada masa Napoleon Bonaparte diilhami dari kitab al-Khalil (salah satu kitab Fiqh Maliki). Dalam aspek bahasa, banyak kata-kata dalam bahasa Barat yang mengambil dari bahasa Arab, seperti : Cotton (dari Quthn), Syrup (dari Syarab), Lemon (dari Laymun), bahkan nama-nama ilmuwan Islam seperti : Avecina (dari Ibnu Sina), Averoes (dari Ibnu Rusyd), Albategnius (dari Al-Baththani), Ibn Yunis (dari Ibnu Yunus), dll.  
Farhat A Hussein, mengurai kembali tesisnya berjudul Islamic Civilisation and its Impact Upon the Development of Western Europe di Masjid Raya Royal Tent, Inggris; Ia mencontohkan kebiasaan menyikat gigi yang berangkat dari kebiasaan Muslim menyikat giginya dengan siwak. Siwak adalah ranting pohon yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa difungsikan sebagai penyikat gigi. Dalam siwak, kata dia, ditemukan empat cara perawatan gigi sekaligus. Yaitu penyikat gigi, pasta gigi, pencuci mulut (mouth wash), dan antiseptik. 
Hal yang telah disebutkan tadi hanya merupakan beberapa contoh dari hasil kreatifitas peradaban Islam yang ditransfer oleh kebudayaan Barat sehingga mereka dapat mencapai kemajuan seperti yang dapat kita lihat sekarang ini.
Diakui atau tidak, hampir seluruh abad keenambelas masih tetap menggunakan beberapa terjemahan-terjemahan Muslim dan Yunani, serta kurikulum ilmu kedokteran di Vienna dan Frankfurt tetap tergantung kepada karya-karya Rhazes dan Avicenna. Intelektual Muslim telah berguna dengan sendirinya di sekolah-sekolah Latin selama kurang lebih limaratus tahun. Islam telah memberi Barat yang terbaik dari apa yang dipelajarinya dari kebudayaan klasik, dan apa yang telah ditambahkan oleh kejeniusan kreatif yang telah dimilikinya. 
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh dan sumbangan peradaban Islam kepada peradaban Barat sangatlah besar. Di abad pertengahan, yaitu pada saat peradaban Barat berada dalam masa kegelapan (Dark Ages), Peradaban Islam justru berada di puncak kejayaannya dan berhasil menyelamatkan hasil-hasil peradaban klasik bangsa Yunani dan bangsa-bangsa lainnya dari Timur dengan menerjemahkan dan mengembangkan hasil-hasil peradaban tersebut. Hasil-hasil kreatifitas Islam tersebut kemudian diambil oleh Barat yang selanjutnya menjadi bekal mereka untuk maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bidang-bidang lainnya.
2. Implikasi
Peradaban Islam merupakan peradaban yang terbuka dan fleksibel dengan peradaban dari luar. Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan sangat memotivasi umatnya untuk mencari dan mengembangkannya. Namun terkadang umat Islam itu sendiri yang tidak lagi menghargai, apalagi mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka tenggelam dalam kejumudan dan kehilangan semangat untuk menuntut ilmu dengan dasar kecintaan kepada ilmu sendiri. Berbeda dengan para pendahulunya yang hidup di abad pertengahan Masehi. Mereka (terutama para pemimpinnya) sangat menghargai ilmu pengetahuan, hingga mereka rela membayar sebuah buku hasil terjemahan dengan emas yang beratnya sama dengan buku tersebut.  





DAFTAR PUSTAKA

A. Thomson & M. 'Ata' ur Rahim. Islam Andalusia; Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Cet. I; Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004.
http://www.al-ikhwan.net/index.php/islamisasi-sains/2005/islam-dan-peradaban-dunia-3/17September2007. 
http://arch_nov.blogs.friendster.com/arch_nov/2006/09/pengaruh_islam_.html/17September2007.
http://www.kotasantri.com/mimbar.php?aksi=Cetak&sid=419/23September2007.
http://arch_nov.blogs.friendster.com/arch_nov/2006/09/pengaruh_islam_.html/17September2007.
http://www.al-ikhwan.net/index.php/islamisasi-sains/2005/islam-dan-peradaban-dunia-2/17September 2007.
Lewis, Bernard. The Muslim Discovery of Europe. New York: W.W. Norton & Company, 1981.
Mustafa Zaky Mustafa Muhammad, T±rikh al-Daulah al-Isl±miyah fi al-'Ahdain al-R±syidiy wa al-Umawiy. Cairo: al-Azhar University, 1995.
Nadawi, Abu Hasan 'Ali. Islam and the World. Lahore: Ashraf Press, 1976.
Nakosteen, Mehdi. Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat; Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, diterjemahkan oleh Joko S. Kahhar. Cet. II; Surabaya: Risalah Gusti, 2003. 
O'Leary, Delacy L. Al-Fikr al-'Arabiy wa Makānatuhū fī al-Tārīkh, diterjemahkan oleh Dr. Tammām Hassān. Cairo: 'Ālam al-Kutub, 1961. 
Syalabi, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam 3, alih bahasa Muhammad Labib Ahmad. Cet. II; Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1997.